Ads - After Header

Bunda Theresa, Riwayat Hidup Sang Ikon Kasih Sayang

teraspendopo

bunda theresa

Dalam sejarah dunia yang dipenuhi dengan para tokoh penting dan pahlawan kemanusiaan, satu nama yang mengilhami jutaan orang dan mendedikasikan hidupnya untuk melayani orang miskin dan terpinggirkan adalah Bunda Theresa.

Bunda Theresa, yang nama aslinya Agnes Gonxha Bojaxhiu, adalah seorang tokoh yang sangat dihormati di seluruh dunia karena dedikasinya dalam melayani orang miskin di India dan upayanya untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang.

Artikel ini akan membahas sejarah hidup Bunda Theresa, penghargaan yang diterimanya, dan momen meninggalnya yang menyentuh hati banyak orang.

Sejarah Bunda Theresa

Bunda Theresa lahir pada tanggal 26 Agustus 1910, di Uskupi, sebuah kota kecil di Albania. Keluarganya adalah keluarga Katolik yang taat, dan agama memegang peran penting dalam kehidupan mereka.

Sejak usia dini, Agnes sudah menunjukkan minat yang kuat dalam pekerjaan sosial dan pelayanan kemanusiaan. Pada usia 18 tahun, dia meninggalkan rumahnya dan pergi ke Dublin, Irlandia, untuk menjadi seorang biarawati.

Setelah melalui pelatihan yang ketat, Agnes memutuskan untuk menjadi biarawati di Ordo Loreto dan mengambil nama Theresa sebagai tanda penghargaan terhadap Santa Teresa dari Lisieux. Selama beberapa tahun, dia mengajar di sekolah-sekolah di India dan menjadi seorang guru yang penuh dedikasi.

Namun, pada tahun 1946, saat berada di sebuah perjalanan ke Darjeeling, dia merasa panggilan yang kuat untuk meninggalkan pekerjaan pengajaran dan melayani orang-orang yang membutuhkan dengan lebih langsung.

Bunda Theresa mendirikan ordo religius yang dikenal sebagai Misionaris Kasih Sayang pada tahun 1950, dengan tujuan melayani orang-orang miskin, terlantar, dan yang sakit di Calcutta, India.

Dia dan para suster dari ordo tersebut mendedikasikan hidup mereka untuk merawat orang yang terlantar, termasuk yang terkena penyakit parah seperti kusta. Bunda Theresa juga membuka rumah-rumah bagi anak-anak yatim piatu dan membantu mereka mendapatkan pendidikan.

Salah satu aspek paling mengesankan dari karya Bunda Theresa adalah bahwa dia melayani tanpa memandang agama, etnisitas, atau latar belakang sosial. Baginya, setiap orang adalah anak Tuhan yang berharga dan berhak mendapatkan cinta dan perhatian.

Pelayanan Bunda Theresa tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik orang-orang yang miskin, tetapi juga memberikan mereka rasa martabat dan harapan.

Penghargaan Bunda Theresa

Bunda Theresa dianugerahi berbagai penghargaan atas karyanya yang mulia dalam melayani orang miskin. Salah satu penghargaan paling bergengsi yang diterimanya adalah Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1979.

Penghargaan ini diberikan kepadanya sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam memperjuangkan perdamaian dan kemanusiaan.

Selain Nobel Perdamaian, Bunda Theresa juga menerima berbagai penghargaan lain, termasuk Penghargaan Bharat Ratna dari pemerintah India dan Medali Kongres Emas AS.

Penghargaan-penghargaan ini merupakan bukti pengakuan global terhadap dedikasinya dalam melayani orang miskin dan menjadikannya salah satu tokoh paling dihormati dalam sejarah.

Namun, Bunda Theresa bukanlah sosok yang mencari penghargaan atau ketenaran. Baginya, pelayanan dan cinta kepada sesama adalah yang terpenting, dan penghargaan hanya merupakan bonus tambahan. Dia terus bekerja keras dan menjalani hidup sederhana sepanjang sisa hidupnya.

Meninggalnya Bunda Theresa

Pada tanggal 5 September 1997, dunia kehilangan salah satu tokoh kemanusiaan terbesar ketika Bunda Theresa meninggal dunia di rumahnya di Calcutta, India. Meskipun usianya telah mencapai 87 tahun, semangatnya untuk melayani orang-orang yang membutuhkan tidak pernah pudar.

Kematian Bunda Theresa merupakan kehilangan besar bagi seluruh dunia, tetapi warisannya tetap hidup dalam karya-karya baik dan cinta yang dia tinggalkan.

Meninggalnya Bunda Theresa mengguncang banyak orang di seluruh dunia. Ribuan orang hadir dalam upacara pemakaman yang diselenggarakan di Calcutta, dan berbagai pemimpin dunia mengeluarkan pernyataan belasungkawa. Paus Yohanes Paulus II, seorang teman dekat Bunda Theresa, menyebutnya sebagai “Ikon kasih sayang bagi seluruh umat manusia.”

Setelah kematiannya, ordo Misionaris Kasih Sayang yang didirikannya terus menjalankan misi pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia.

Karya Bunda Theresa juga diabadikan melalui berbagai yayasan dan organisasi amal yang terus beroperasi untuk mewujudkan visinya. Hari kematiannya diabadikan sebagai Hari Amal Internasional yang diperingati setiap tanggal 5 September.

Ikuti kami di

Related Post

Ads - Before Footer